Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

ALAM

Sayap-sayap ku patah siang ini🕊️ Diterpa angin-angin rindu yang penuh sembilu🍃 Terjatuh kedalam mulut berapi yang penuh bara🌋 Perasaan bukan batu❤️ Apa lagi dadu yang harus dibolak-balik untuk mencari titik🎲 Lagu alam yang berdendang lemah bersama dedaunan🎶 Aku harus berkelahi dengan larva panas di perut bumi agar bisa mendengar🔥 Suara samar-samar terdengar melirih di telinga dalam🗣️ Apalah tak ku dengar👂 Mendaki saja terus🚶 Aku tak melihat siapapun👀 Yang kulihat hanyalah daun-daun kering yang berterbangan🍂 Sudahlah, syair itu membosankan⛔ 27 Oktober 2017 ~chocolatos

APA YANG KAU MAU - D. HUMAH

Gambar
Apa yang kau mau? Mau tahu rasanya... tahu? Tahu sebagai yang kau tahu Tahu ingin kau tahu Karena sejatinya tahu adalah kau Tapi kau tak mau tahu Tahu memaksamu untuk mengetahui tahu Tapi kau terhuyung dengan anekdot serta verbalisme kering yang itu bukan mengiringi yang kau tahu menuju pada tahu Maumu menjadi budak dan tahu mengangkat derajatmu menjadi merdeka Kematianmu banyak tahu dan hanya kau yang tahu kemana keakuanmu menuntun kepada tahu Tahumu, yang tak mau tahu itu, sebanyak yang kau tahu tapi tak kau pedulikan Kejujuran dan kesalehan hanya debu yang beterbangan diantara yang kau tahu Namun sejatinya kau masih menaruh harapan besar pada tahu Apa maumu untuk tahu? Sementara tahu masih tergopoh, ia seperti hantu yang berkelibat, tak pernah henti mengurai dirinya.. Apa maumu? Apa yang kau tahu tentang tahu? Biarkan ia berfantasmorgana.

HATI

..... Hiruplah dalam-dalam setiap nafas mu Rasakan setiap hembusannya Perlahan kau akan bisa memcahkan semua teka-teki lara Mengetilah bahwa kau tak mengerti dengan apa yang kau mengerti Pahamilah bahwa kau tak paham dengan apa yang kau pahami Emosi yang kian membara dan memecah-belah logika mu Mencerca perasaan serta menindih rasa pada setiap detik Tak ada perlu kau lawan Tak juga kau harus mengikuti alur darinya Segalanya yang dipikirkan Yang dicerna dengan telinga dalam Semua yang terrekam dalam prasangka Harus kau sentuh dengan relung hati janganlah kau pakai akal untuk menghakimi sayang Bertahan dalam ketidakpastian adalah hal tersulit yang pernah ada Hal terkonyol dan sangat tabu untuk dibicarakan Tapi, bukan itu yang harus kau simpul Ku beri satu  kepastian Kepastian yang tak bisa kau rekam dengan mata dan telinga Kau berjalan dengannya di setiap langkah Seakan dia memuja dirimu Kau bisa melihatnya Kau bisa mendengarnya Tapi, harus dengan mata dan teli...

ASHAR

.... Mentari menguning dan rama masih saja bertebaran di pucuk pepohonan kala itu. Alunan sedu sedan yang mulai menggring mentari untuk berganti baju senja . "Allahuakbar Allahuakbar" "lailahaillallah". Aku masih menyiput sembari menidurkan badan di tepian jurang kehampaan saat ini. Beramalah dimanapun dan jika kau letih, maka kembalilah dan tetuh di pundakku duhai dambaan. Janganlah memperkicikan suara mu. Sssuuttt.. Berjalan dalam senyap dan dan hindari lubang cacing yang kian merintang-rintang

HUJAN

.... Malam ini kau membuat telinga ku berdengung Kau pukul-pukul atap rumah hingga mendera-dera Kenapa kau mengajak angin malam ini Heyy, aku tak marah kau mendera-dera Tapi aku tak suka kau tak teratur hingga semuanya kau basahi Jangan jadi seorang jahil malam ini Untunglah tak kau ajak si kilat yang pastinya akan menyapa gemuruh Ku ajak kopi untuk bercengkrama tapi tak bisa Ku ajak ini, itu tapi sama saja kau terlampau merusak Aku tak mau kau ajak tidur malam ini Masa Masih terlalu dini untuk berkhayal dan membisu diatas ranjang Jika kau tak berhenti, akan ku cerca kau Ku bawa kau ke pengadilan surga karena menyita waktuku Berhentilah mengacau Tak mau ku berurusan dengan mu Kau hujan

BUKAN INI ITU

Indah tak harus dengan alam Kau tak harus ku ibaratkan bagai senja Tak semestinya ku naturalkan dengan rembulan Aku tak pandai marangkaikan dirimu dengan ini itu Apalagi berbicara tentang siup ombak yang menyapu karang Aku bukan Shakespeare yang mngumpamakan alam untuk dirimu Perfeksionis tak harus melekat dalam cerita tentang kita Biarkan nalarku bergelaga diatas tumpuan kaki-kaki malaikat Bercengkrama dengan term-term ringan yang tak penting Kamu adalah dirimu bukan senja, bulan,  mentari ataupun mawar yang merah merona Orang akan bilang kalau aku tak pandai dalam bersyair Karena mereka hanya bisa menggunakan mata untuk jeloteh magna Mari sini, lebih dekat lagi kesini hingga hendusan ku mati terpengap Sentuhlah tanganku dan rasakan kencangnya nadiku mengalir Jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang karena mereka tak bersuara Mereka juga tak tau mengapa aku memilih mu, iya kamu Karena hanya kau dan aku yang tau tentang kita kekasih.